Antara Bahasa Jawa dan Sunda


Waktu masih SMP, saya sering dikirimin kartu lebaran berbahasa Sunda, oleh Mas saya dari Bandung. Ngga cuma kartu lebaran, kadang kalo pas pulang kampung sering bawa kaset-kaset Pop Sunda Doel Sumbang, Nining Meida, Kang Darso dan Hety Koes Endang. Sering saya perhatiin kata demi kata bahasa Sunda. Terutama kata-kata yang sama atau mirip dengan bahasa Jawa. Dari situ saya mulai tertarik untuk belajar bahasa Sunda. Dan rasa penasaran mengenal bahasa Sunda kebawa sampai ke sekolahan. Kebetulan di sekolah ada perpustakaan. Saya sering ke perpustakaan, selain cari buku yg berhubungan dengan pelajaran  masih saya sempetin juga nyari buku dengan bahasa Sunda. Meskipun rasanya mustahil ada, soalnya ngga mungkin sekolah nyedia-in buku dengan bahasa yang ngga dipahami oleh siswa-siswanya. Tapi setelah dicari-cari, dan alhamdulillah ternyata ada juga. Buku dengan judul Poe-poe Ageung Idul Fitri di Dunya atau dalam bahasa Indonesianya, Hari-hari Besar Idul Fitri di Dunia. Hanya buku bacaan bergambar. Tapi saya tertarik untuk memahami bahasanya. Dari bahan bacaan dan sering dengerin lagu-lagu pop Sunda, lama-lama banyak perbendaharaan kata-kata bahasa Sunda yang saya hafal

Beberapa kosa kata bahasa Jawa dan bahasa Sunda punya banyak persamaan. Mungkin sekitar 30% perbendaharaan kata yang sama. Beberapa punya persamaan sinonim (kata dan arti sama persis), ada juga yang homonim (kata yang sama tapi arti berbeda). Hal tersebut karena ada hubungannya dengan sejarah penyebaran agama Islam dan ekspansi kerajaan Mataram Islam yang dibawah Sultan Agung ke kerajaan Pajajaran. Hal tersebut mempengaruhi ragam tingkatan (undha usuk) bahasa Jawa terhadap bahasa Sunda, maka dikenallah istilah 'undak usuk' tingkatan bahasa Sunda meskipun tak sebanyak bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa dikenal tingkatan bahasa : Ngoko, Krama dan basa Kedhaton. Bahasa Ngoko dan bahasa Krama masing-masing masih terbagi lagi tingkatannya. Sementara bahasa Sunda mengenal tingkatan : bahasa Kasar, bahasa Loma, dan bahasa Lemes (halus).

Di bawah adalah beberapa contoh perbandingan bahasa Jawa dan Sunda.

Beberapa istilah dalam bahasa Jawa - Sunda yang mempunyai persamaan kata dan arti (sinonim). Sinonim antara bahasa Jawa dan Sunda tidaklah benar-benar sinonim yang sempurna. Hal itu karena secara fonologi ada sedikit perbedaan pelafalan khususnya untuk huruf-huruf ini (a, b, d, dh, g, j, th).
Bunyi huruf [a] seperti pada kata 'duka' dan 'soca' dalam bahasa Jawa dibaca [ɔ] karena huruf [a] pada posisi terbuka pada sebuah kata. Sehingga pengucapan dalam bahasa Jawa menjadi 'dukɔ' dan 'socɔ'. Sedangkan dalam bahasa Sunda huruf [a] pada contoh kata tersebut tetap dibaca [a].

Bunyi huruf [b] seperti pada kata 'tebih' dan 'bungah' dalam bahasa Jawa dibaca [bb] atau suara agak tebal. Sedangkan dalam bahasa Sunda huruf [b] tetap dibaca [b] dengan suara sedang.
Bunyi huruf [d] pada kata 'dinten, dugi, duka, dan kudu' dalam bahasa Jawa diucapkan secara dental lemah seperti lafal [t]. Sedangkan dalam bahasa Sunda diucapkan secara dental kuat seperti lafal [d] dalam bahasa Indonesia.

- Dinten (hari)
- Dugi (sampai)
- Wilujeng (selamat)
- Enjing (pagi), sonten (sore)
- Wetan (timur), kulon (barat), kidul (selatan)
- Duka (entah)
- Uyah (garam)
- Tebih (jauh)
- Sareng (bersama, dengan)
- Ngangge (menggunakan)
- Kanggo (untuk)
- Sae (baik)
- Usum (musim)
- Kudu (harus)
- Ujug-ujug (tiba-tiba) 
- Soca (mata) 
- Leres (benar)
- Alit (kecil)
- Bungah (gembira)
- Carios (cerita)
- Cekap (cukup)

Memiliki persamaan arti (sinonim) tapi dengan penulisan yang sedikit berbeda. Secara fonologi, huruf [dh] dalam bahasa Jawa dibaca secara retrofleks. Seperti contoh 'badhe, gedhe, dhahar, endhog, dll'. Sedangkan huruf [d] dalam bahasa Sunda dibaca secara dental. Seperti contoh 'bade, gede, dahar, endog, dll. Kedua bahasa tidak memiliki perbedaan pengucapan vokal yang berarti. Kecuali vokal pepet panjang [eu] dalam bahasa Sunda yang berbeda dengan pepet [e] dalam bahasa Jawa.
- Badhe (Jawa)                  Bade (Sunda)
- Gedhe (Jawa)                  Gede (Sunda)
- Ageng (Jawa)                  Ageung (Sunda)
- Sekedap (Jawa)               Sakedap (Sunda)
- Entos (Jawa)                    Antos (Sunda)
- Areng (Jawa)                   Areung (Sunda)
- Bathi (Jawa)                    Bati (Sunda)
- Dhahar (Jawa)                 Dahar (Sunda)
- Endhog (Jawa)                Endog (Sunda)
- Gering (Jawa)                  Geuring (Sunda)
- Alis (Jawa)                      Halis (Sunda)
- Urang (Jawa)                   Hurang (Sunda)
- Untu (Jawa)                     Huntu (Sunda)

Beberapa istilah dalam bahasa Jawa - Sunda yang mempunyai persamaan kata dan arti (sinonim), tapi berbeda tingkatan bahasanya:
- Dhahar (Jawa Krama)      Dahar (Sunda Loma)
- Wengi (Jawa Ngoko)       Wengi (Sunda Lemes)
- Sare (Jawa Krama)          Sare (Sunda Loma)
- Abot (Jawa Ngoko)         Abot (Sunda Lemes)
- Ambung (Jawa Ngoko)   Ambung (Sunda Lemes)
- dll

Beberapa istilah dalam bahasa Jawa - Sunda yang mempunyai kata yang sama tapi artinya berbeda (homonim).
- Maneh              (Jawa: lagi)              (Sunda: kamu)
- Pisan                (Jawa: sekali / satu kali)  (Sunda: sekali / sangat)
- Atos                 (Jawa: keras)            (Sunda: sudah)
- Amis                (Jawa: anyir)            (Sunda: manis)
- Urang               (Jawa: udang)          (Sunda: kita, saya atau orang)
- Gedhang/gedang  (Jawa: pisang)     (Sunda: pepaya)
- Cokot               (Jawa: gigit)             (Sunda: ambil)
- Kasep               (Jawa: telat)             (Sunda: tampan)
- Artos                (Jawa: duit)              (Sunda: arti)
- Dina                 (Jawa: hari)              (Sunda: pada)
- Ngumbah         (Jawa: mencuci baju) - (Sunda: mencuci piring)
- Tukang             (Jawa: profesi)         (Sunda: belakang)
- Alus                  (Jawa: halus)           (Sunda: bagus)
- Angel                (Jawa: sulit)            (Sunda: bantal)
- Bagong             (Jawa: tokoh punakawan) - (Sunda: babi)
- Beja                  (Jawa: beruntung)    (Sunda: kabar berita)
- Diajar               (Jawa: dihajar)          (Sunda: belajar)
- Gawe                (Jawa: membuat)      (Sunda: kerja)
- Genep               (Jawa: genap)           (Sunda: enam)
- dll

Komentar

  1. Aku bingung to maksute ki apa?

    BalasHapus
  2. Mantap betul, tapi ada satu kata yg ga tau salah apa benar, perasaan saya saja mgkin. Artos kalo bahasa jawa itu bukannya mangertos : ngertos : ngerti/arti. Tapi kalo arto itu baru uang. Hehe bukan artos

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyo betul, kalau artos/ngartos artinya ngerti, baru kalau Arto artinya Uang/duit

      Hapus
  3. Nambahin, kinten itu juga artinya sama jawa dan Sunda, yaitu kira2

    BalasHapus
  4. Kasep dalam bahasa Jawa lebih ke "terlanjur". Contoh "Wes kasep ditukokne kok ra gelem" artinya "Sudah terlanjur dibelikan kok tidak mau". Kalau terlambat juga pakai kata telat, contoh "Telat koe, wis kasep budhal bis e" artinya "Telat kamu, sudah terlanjur berangkat bisnya".

    BalasHapus
  5. Ada lagi || Sangu Jawa=Uang Jajan, Sunda=Nasi

    BalasHapus
  6. Ada beberapa yang kurang tepat

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Jawa Dialek Magelangan

Dikontrakan, Di kontrakkan atau Dikontrakkan?

Mengajar di LPK